" Masa lalu akan menjadi sosok menyenangkan dimasa depan. Semua yang
pernah terjadi ada kemungkinannya terulang. "
Sekarang tidak pernah seperti dulu. Dulu, dari awal membuka
mata hingga mata tertutup kantuk selalu diisi dengan senyuman dan kebahagiaan.
Sekarang, ketika bangun hingga tidur kembali selalu diisi pertengkaran kecil
yang Dia besar-besarkan. Egois! Selalu saja ingin menjadi pemenang dan tak
pernah mengalah. Dia jadikan aku seperti tempat sampah, tempat dimana ia
menumpahkan emosinya saat ia sedang merasa lelah dengan dunianya. Dia tak pernah
berpikir bahwa aku juga pria yang punya perasaan, bukan sekedar tenaga. Dia tidak pernah tahu, menjadi aku bukan
perkara mudah.
Setiap kali ia lelah dengan dunianya, ia datang kepadaku.
Melimpahkan segala kekesalannya diwajahku, memangnya aku ini penampung
kekesalan ? Seringkali aku terdiam melihatnya, tingkah lakunya dan semua
berjalan tanpa persetujuan dan juga keinginanku. Sungguh, aku sangat lelah!
Menjalani hubungan dengannya seperti lari ditempat, dimana hanya aku yang
berkorban hanya untuk lawan jenisku. Harusnya ia menopang kaki-kakiku bukan
memaksa menegakkan pendirianku. Harusnya ia sudah kulepas, hanya saja rasanya
jeratan hubungan masih terasa amat erat.
Aku lelah dengannya, sikapnya tak sama sekali dewasa.
Seringkali menghinaku “bocah” namun dia tidak pernah introspeksi diri. Memang,
kemunculannya membuatku semakin dewasa, tapi sayangnya ia mendewasakanku dengan
cara yang salah. Semua hal-hal sepele dijadikannya masalah besar yang sulit
dibasmi. Masalah waktu, masalah kesibukkan, masalah komunikasi, dan
masalah-masalah kecil lainnya seketika berubah menjadi “monster”. Seharusnya,
kita tak pernah berhubungan. Dia seringkali dengan mudahnya mengucap cinta dan
menaruh keyakinan pada orang yang dicintainya. Dan mungkin orang yang ia cintai
membawa pergi kepercayaannya karena memang sifatnya menjengkelkan. Pantas saja
banyak pria yang mendekati ia lalu meninggalkannya diam-diam, karena memang
tidak tahan.
Asalkan dia tahu kenapa aku bisa bertahan sampai sejauh ini
? Karena Kamu yang melatihku. Iya… Kamu! Orang yang selalu ada diinbox
handphone ketika menjalani 24 jam aku. Jujur, aku merindukanmu; merindukan kita
yang dulu. Aku merindukan sosok cuekmu itu, sekarang rasanya aku kehilanganmu. Sekarang,
jarang sekali ada kamu di inbox handphoneku dan aku sudah tahu betul rasanya
kala setiap bangun pagi dan tidur malam tak ada sapa hangatmu. Aku kehilangan
sebagian diriku karena kamu juga pergi dari hidupku.
Setiap waktu luangku, rasanya ingin sekali kembali ke masa
lalu, dimana ada kamu, ketika masih ada sapa hangatmu saat bangun pagi hingga
tidur malamku. Saat kamu ingin diperlakukan lebih dari teman, saat rindumu
menyelemuti bunga tidurku, saat suara dari bibir tipismu mengguncang pikiranku,
saat aku tak pernah menjadi tempat sampah saat kamu lelah dengan duniamu. Kala itu,
kita menjadi peran utama dalam cerita kita. Kadang, aku masih berpikir saat
kesepian, apakah aku harus mengirim sms atau menelepon lebih dahulu ? Aku hanya
takut kamu tak membalasku.
Sekarang, kamu harus tahu bahwa rekaman kenangan-kenangan
dahulu sering kuputar diotakku. Otakku bekerja keras setiap kali ingin
memejamkan mata, mengingat-ingat semua perlakuan lembutmu, perhatian hangatmu,
dan yang tak pernah kulupakan; kamu menggigit bibirku dengan gemas. Sayangnya,
aku yang bodoh, yang tak bisa mengusir bayangan masa lalumu dulu. Aku teringat
malam itu ketika itu aku marah besar, menahan cemburu karena kelakuanmu. Ketika
kamu menghampiriku, memintaku menemani kamu yang kala itu kesepian.
Pagi itu memang indah, saat kamu menggelayutiku, saat kamu
menjepit hidungku dengan kedua tanganmu. Ingatkah saat kamu membicarakan
tentang Pre Wedding dan kamu
mempermasalahkan cincin. Saat jemari mungil kamu mempermasalahkan cincin,
karena jemariku memang lebih besar dari jemarimu. Saat kamu tidak ingin memakai
gaun pengantin saat menikah nanti. Saat membawakan obat alergi kerumahmu, aku
bertanya-tanya mengapa hal-hal indah pasti begitu cepat terlewatkan dan tak
pernah terulang ?
Saat ini, hubunganku
dengannya sudah retak, dia tak seperti kamu yang selalu ingin dianggap
lebih dari teman, dia tak seperti kamu yang tidak pernah bertindak kasar, dia
tak seperti kamu yang selalu mencari jalan keluar ketika sedang dilanda
masalah. Aku butuh kamu, aku merindukanmu, aku butuh senyummu juga hadirmu
disini. Aku kebingungan, aku terus memikirkanmu. Dimana kamu ? Tolong balas
rinduku!
Sudah larut namun mataku tak kunjung merasa kantuk. Aku bisa
menandingi insomnia yang selalu
menggangu pola tidurmu. Memang sudah berwarna kehitaman dibawah mataku, karena
kamu tak pernah tahu apa yang mengganggu tidurku; Aku memikirkanmu.
Untuk wanita egois pengidap Insomnia
Semoga kamu membaca tulisan ini
26 februari 2013 19:24
26 februari 2013 19:24
Aku merindukanmu!