Dalam kepungan hujan
seperti ini, tak ada kehangatan yang dibuat sepotong cinta. Hanya membuat
kekhawatiranku yang semakin deras. Sungguh, tak ada segenggam erat tangan yang
menghangatkan jemari-jemariku juga tak ada sepasang jemari yang saling
melengkapi setiap sela-sela jariku. Dalam cuaca seperti ini, aku tidak seperti
pasangan kebanyakan; yang sibuk menghangatkan satu sama lain; saling
berpelukan.
Aku sibuk mengucap doa yang tak mungkin juga kauucap dalam
hujan seperti ini. Kini, aku sibuk mencari tahu kabarmu; masih mencari-cari
bayangmu yang tak mungkin kugenggam dengan jari. Aku menjaga api rindu yang
terus ditiup angin. Mungkin, kamu sedang menjaga peluknya, atau sedang bercumbu
dengannya. Seharusnya aku tak memikirkan itu. Aku sibuk merindukanmu.
Waktu yang terus melaju tak dapat diputar kembali. Namun,
memory ingatanku masih bekerja dengan sangat baik; mengingat setiap
peristiwa-peristiwa. Tapi, mengapa begitu cepat berlalu? Apa setiap peristiwa
manis selalu begitu ?
Ingatanku masih bekerja dengan baik; saat kita melawan
hujan, dan saat itu aku masih bisa merasakan hangat pelukmu meski cuaca dingin
kala itu hamper mengalahkan hangatnya pelukmu. Sungguh, kala itu aku tidak
pernah berharap sebahagia waktu itu. Entah mengapa kenyataannya sekarang jauh
lebih miris? Aku menjadi sangat takut kehilanganmu. Dan apalagi kamu yang sudah
pergi menjauh. Mungkin sekarang kamu sudah tidak takut kehilanganku juga sudah
tak menyimpan rindu sepertiku.
Dalam kepungan hujan seperti ini, kamu tidak mungkin kedinginan;
karena ada Dia yang mulai mengganti keberadaanku. Padahal, dulu, akulah yang
selalu kauinginkan keberadaannya. Mungkin aku yang terlalu hebat mencintaimu;
tidak peduli seburuk apa dirimu dan masa lalumu. Kamu tidak akan pernah peduli
tentangku sekarang.
Ini tentang kita, dan pasti kamu sedang menatap hujan.
Lagi-lagi, bersamanya. Sayang, bukan aku yang disampingmu sekarang. Lalu,
mengapa kamu membutuhkanku disaat Dia tak bisa menemanimu ? Apa aku sekarang
menjadi tempat yang paling kaubutuhkan; hanya saat-saat tertentu ? Maafkan aku
jika aku menutup diri sekarang. Ini tentang kita, dan pastinya kamu sudah bosan
jika kuceritakan tentang ‘kita’ terus-menerus.
Sekali lagi, aku masih sibuk merindukanmu juga sibuk
mencari-cari bayangmu yang tak lagi terangkul oleh pelukan. Aku hanya bisa
mendoakanmu dan hubunganmu. Dalam kepungan hujan ini, aku kedinginan. Aku butuh
pelukanmu.
16:30