Saturday, March 30, 2013

Dalam Kepungan Hujan


 Dalam kepungan hujan seperti ini, tak ada kehangatan yang dibuat sepotong cinta. Hanya membuat kekhawatiranku yang semakin deras. Sungguh, tak ada segenggam erat tangan yang menghangatkan jemari-jemariku juga tak ada sepasang jemari yang saling melengkapi setiap sela-sela jariku. Dalam cuaca seperti ini, aku tidak seperti pasangan kebanyakan; yang sibuk menghangatkan satu sama lain; saling berpelukan.

Aku sibuk mengucap doa yang tak mungkin juga kauucap dalam hujan seperti ini. Kini, aku sibuk mencari tahu kabarmu; masih mencari-cari bayangmu yang tak mungkin kugenggam dengan jari. Aku menjaga api rindu yang terus ditiup angin. Mungkin, kamu sedang menjaga peluknya, atau sedang bercumbu dengannya. Seharusnya aku tak memikirkan itu. Aku sibuk merindukanmu.

Waktu yang terus melaju tak dapat diputar kembali. Namun, memory ingatanku masih bekerja dengan sangat baik; mengingat setiap peristiwa-peristiwa. Tapi, mengapa begitu cepat berlalu? Apa setiap peristiwa manis selalu begitu ?

Ingatanku masih bekerja dengan baik; saat kita melawan hujan, dan saat itu aku masih bisa merasakan hangat pelukmu meski cuaca dingin kala itu hamper mengalahkan hangatnya pelukmu. Sungguh, kala itu aku tidak pernah berharap sebahagia waktu itu. Entah mengapa kenyataannya sekarang jauh lebih miris? Aku menjadi sangat takut kehilanganmu. Dan apalagi kamu yang sudah pergi menjauh. Mungkin sekarang kamu sudah tidak takut kehilanganku juga sudah tak menyimpan rindu sepertiku.

Dalam kepungan hujan seperti ini, kamu tidak mungkin kedinginan; karena ada Dia yang mulai mengganti keberadaanku. Padahal, dulu, akulah yang selalu kauinginkan keberadaannya. Mungkin aku yang terlalu hebat mencintaimu; tidak peduli seburuk apa dirimu dan masa lalumu. Kamu tidak akan pernah peduli tentangku sekarang.

Ini tentang kita, dan pasti kamu sedang menatap hujan. Lagi-lagi, bersamanya. Sayang, bukan aku yang disampingmu sekarang. Lalu, mengapa kamu membutuhkanku disaat Dia tak bisa menemanimu ? Apa aku sekarang menjadi tempat yang paling kaubutuhkan; hanya saat-saat tertentu ? Maafkan aku jika aku menutup diri sekarang. Ini tentang kita, dan pastinya kamu sudah bosan jika kuceritakan tentang ‘kita’ terus-menerus.

Sekali lagi, aku masih sibuk merindukanmu juga sibuk mencari-cari bayangmu yang tak lagi terangkul oleh pelukan. Aku hanya bisa mendoakanmu dan hubunganmu. Dalam kepungan hujan ini, aku kedinginan. Aku butuh pelukanmu.

16:30

No comments:

Post a Comment

Membunuh Hati Yang Sudah Mati

Jatuh cinta kepada seseorang bisa membuatmu berubah. Itu bagus jika ia membuatmu jadi orang yang lebih baik. Bagaimana jika sebalikny...