Awal dibulan april, Rexa terbangun
dengan malas. Ia lalu mandi dan berangkat kekampus. Sampai dikampus, Rexa berjalan
dengan mata masih terkatup-katup. Semalam tidurnya memang kurang nyenyak. Ada
sosok yang mengganggu pikirannya. Ada sosok yang meremas-remas hatinya. Karina.
Iya, wanita dengan rambut agak melewati bahu yang menyita waktu tidur Rexa untuk
memikirkannya.
Mata Rexa dengan teliti mencari-cari
sosok Karina.
“ Rin! “
sosok itu menerobos kacamata Rexa. Dengan berjalan cepat, ia menuju kearah Karina.
“ Hai! Selamat pagi. “ sapa
hangatnya seperti meremukkan tulang-tulang paha Rexa. Lengkungan pipinya sangat
manis.
Rexa membetulkan tas yang digendongnya. Sesekali matanya menyorot bola mata yang bulat dan indah milik Karina.
Rexa membetulkan tas yang digendongnya. Sesekali matanya menyorot bola mata yang bulat dan indah milik Karina.
“ Kamu ngelamun apa sih ? Masih
pagi juga.” Cubitan manis Karina melekat dilengan kokoh Rexa
“ Nggak kok gak apa-apa. Udah
sarapan ? “ Sial! Aku kurang puas menatap
matanya. Dalam hati Rexa berkata seperti itu.
“ Belum nih. Kamu udah sarapan? “ Perkataannya
menghangatkan telinga Rexa. Kemudian, ia diam seperti roh meninggalkan tubuhnya. Lagi-lagi Karina mencubit Rexa. Perlakuan keduanya sangat manis namun miris. Rexa mencintainya tanpa diketahui Karina. Begitupun
sebaliknya. Mereka saling mencintai, namun hati menjaga perasaan mereka
baik-baik.
“ Aw! Sakit tau. Kebetulan, sarapan
bareng lagi yuk! “ Rexa mengelus-elus tangannya yang memerah karena cubitan
Karina.
“ Lagian bengong terus. Nanti
kesurupan lho! Hehehe.. yaudah kita sarapan yuk! “ Lengkungan bibirnya membuat
si Mata empat nyaman, tatapannya teduh. Mereka berjalan menuju cafe kampus.
Karina memang begitu, hobbynya menyubit tangan
orang. Tapi, bagi Rexa, meskipun ia memiliki kulit yang agak sensitif, ia rela
menahan sedikit sakit demi dekat dengan Karina. Sungguh manis, romantis namun
miris. Keduanya saling memendam perasaan yang sama tanpa diketahui pihak
masing-masing. Rexa lebih suka memendam ketimbang bercerita tentang perasaanya
keteman-temannya. Begitupun Karina. Ia lebih tertutup soal hati. Entah mengapa
cinta mempertemukan kedua sosok yang amat suka bersembunyi dibalik perasaannya
masing-masing ? Cinta memang tidak pernah salah tembak. Tapi ini akan menyiksa
keduanya. Miris.
***
Mereka sarapan bersama. Sesekali tatapannya
beradu dilintasan. Sesekali tangan mereka bersentuhan layaknya kesengajaan.
Sungguh ini betulan! Ada degup jantung dari balik rusuk keduanya. Manis.
“ Ini minumnya, tuan Putri. “ ledek
Rexa dengan tertawa kecil.
“ Terima kasih, Pangeran. “ Karina
tertawa geli. Sungguh ironi, mereka sangat romantis namun tembok gengsi menahan
perasaan keduanya agar tidak terlalu meletup-letup. Mereka beranjak dari tempat
makan itu, kemudian berjalan menuju kelas masing-masing
.
Kelas mereka berbeda dan agak
berjarak. Mereka berpisah didepan tangga, disana juga mereka bertemu dan
memulai aktifitas seperti biasa, terus-menerus.
Sepanjang mata kuliah, Rexa
memikirkan Karina. Kali ini benar-benar otaknya penuh bayangan Karina. Rexa
memikirkan berbagai cara untuk mengungkapkan perasaannya. Tak mungkin selamanya
ia memendam perasaan itu. Selama mata kuliah, Rexa juga memenuhi otak Karina.
Ia ingin tahu, apa Rexa memiliki rasa yang sama atau tidak. Namun, dengan cara
yang salah. Karena hari ini adalah April Mop, Karina berakting dengan meminta
bantuan temannya untuk berpura-pura menjadi kekasihnya. Ia sungguh penasaran
dengan isi hati Rexa.
***
Rexa berlari kecil menuju tangga;
tempat ia biasa menunggu Karina. Sungguh pemandangan yang memuakkan bagi Rexa.
Lensa kacamatanya menyorot kearah Karina yang berjalan santai dengan senyuman
kecil bergenggaman tangan pria lain. Apa
itu kekasihnya Karina yang baru? Kenapa dia tidak menceritakannya padaku ?
Sudahlah! Rexa menggumam cemburu dalam hati. Hatinya tergores. Pikirannya
runtuh seketika. Senyumnya memudar. Karina berjalan mendekati tangga tempat
Rexa berdiri. Ini akting yang sempurna bagi Karina, tapi memuakkan bagi Rexa.
“ Lagi nunggu siapa Rex? Sendirian
aja.” Perkataan Karina seakan memperparah keadaan. Apa aku harus melihat pemandangan ini? Gumam Rexa dalam hati. Ia
tidak membalas sapaan Karina. Ia langsung turun ke tangga, mengabaikan Karina
bersama pria lain itu yang direncanakan Karina untuk membohongi dan mencari
tahu isi hati Rexa.
Ada gerimis kecil dimata Rexa yang
tidak ia sadari.
Gerimis kecil itu bernama air mata.
No comments:
Post a Comment