Monday, April 1, 2013

April Mop!


Awal dibulan april, Rexa terbangun dengan malas. Ia lalu mandi dan berangkat kekampus. Sampai dikampus, Rexa berjalan dengan mata masih terkatup-katup. Semalam tidurnya memang kurang nyenyak. Ada sosok yang mengganggu pikirannya. Ada sosok yang meremas-remas hatinya. Karina. Iya, wanita dengan rambut agak melewati bahu yang menyita waktu tidur Rexa untuk memikirkannya.

Mata Rexa dengan teliti mencari-cari sosok Karina.

             “ Rin! “ sosok itu menerobos kacamata Rexa. Dengan berjalan cepat, ia menuju kearah Karina.
 “ Hai! Selamat pagi. “ sapa hangatnya seperti meremukkan tulang-tulang paha Rexa. Lengkungan pipinya sangat manis.
                Rexa membetulkan tas yang digendongnya. Sesekali matanya menyorot bola mata yang bulat dan indah milik Karina.
“ Kamu ngelamun apa sih ? Masih pagi juga.” Cubitan manis Karina melekat dilengan kokoh Rexa
“ Nggak kok gak apa-apa. Udah sarapan ? “ Sial! Aku kurang puas menatap matanya. Dalam hati Rexa berkata seperti itu.
“ Belum nih. Kamu udah sarapan? “ Perkataannya menghangatkan telinga Rexa. Kemudian, ia diam seperti roh meninggalkan tubuhnya.  Lagi-lagi Karina mencubit Rexa. Perlakuan keduanya sangat manis namun miris. Rexa mencintainya tanpa diketahui Karina. Begitupun sebaliknya. Mereka saling mencintai, namun hati menjaga perasaan mereka baik-baik.
“ Aw! Sakit tau. Kebetulan, sarapan bareng lagi yuk! “ Rexa mengelus-elus tangannya yang memerah karena cubitan Karina.
“ Lagian bengong terus. Nanti kesurupan lho! Hehehe.. yaudah kita sarapan yuk! “ Lengkungan bibirnya membuat si Mata empat nyaman, tatapannya teduh. Mereka berjalan menuju cafe kampus.
 Karina memang begitu, hobbynya menyubit tangan orang. Tapi, bagi Rexa, meskipun ia memiliki kulit yang agak sensitif, ia rela menahan sedikit sakit demi dekat dengan Karina. Sungguh manis, romantis namun miris. Keduanya saling memendam perasaan yang sama tanpa diketahui pihak masing-masing. Rexa lebih suka memendam ketimbang bercerita tentang perasaanya keteman-temannya. Begitupun Karina. Ia lebih tertutup soal hati. Entah mengapa cinta mempertemukan kedua sosok yang amat suka bersembunyi dibalik perasaannya masing-masing ? Cinta memang tidak pernah salah tembak. Tapi ini akan menyiksa keduanya. Miris.
***
Mereka sarapan bersama. Sesekali tatapannya beradu dilintasan. Sesekali tangan mereka bersentuhan layaknya kesengajaan. Sungguh ini betulan! Ada degup jantung dari balik rusuk keduanya. Manis.
“ Ini minumnya, tuan Putri. “ ledek Rexa dengan tertawa kecil.
“ Terima kasih, Pangeran. “ Karina tertawa geli. Sungguh ironi, mereka sangat romantis namun tembok gengsi menahan perasaan keduanya agar tidak terlalu meletup-letup. Mereka beranjak dari tempat makan itu, kemudian berjalan menuju kelas masing-masing
.
Kelas mereka berbeda dan agak berjarak. Mereka berpisah didepan tangga, disana juga mereka bertemu dan memulai aktifitas seperti biasa, terus-menerus. 

Sepanjang mata kuliah, Rexa memikirkan Karina. Kali ini benar-benar otaknya penuh bayangan Karina. Rexa memikirkan berbagai cara untuk mengungkapkan perasaannya. Tak mungkin selamanya ia memendam perasaan itu. Selama mata kuliah, Rexa juga memenuhi otak Karina. Ia ingin tahu, apa Rexa memiliki rasa yang sama atau tidak. Namun, dengan cara yang salah. Karena hari ini adalah April Mop, Karina berakting dengan meminta bantuan temannya untuk berpura-pura menjadi kekasihnya. Ia sungguh penasaran dengan isi hati Rexa.
***


Rexa berlari kecil menuju tangga; tempat ia biasa menunggu Karina. Sungguh pemandangan yang memuakkan bagi Rexa. Lensa kacamatanya menyorot kearah Karina yang berjalan santai dengan senyuman kecil bergenggaman tangan pria lain. Apa itu kekasihnya Karina yang baru? Kenapa dia tidak menceritakannya padaku ? Sudahlah! Rexa menggumam cemburu dalam hati. Hatinya tergores. Pikirannya runtuh seketika. Senyumnya memudar. Karina berjalan mendekati tangga tempat Rexa berdiri. Ini akting yang sempurna bagi Karina, tapi memuakkan bagi Rexa.
“ Lagi nunggu siapa Rex? Sendirian aja.” Perkataan Karina seakan memperparah keadaan. Apa aku harus melihat pemandangan ini? Gumam Rexa dalam hati. Ia tidak membalas sapaan Karina. Ia langsung turun ke tangga, mengabaikan Karina bersama pria lain itu yang direncanakan Karina untuk membohongi dan mencari tahu isi hati Rexa.

Ada gerimis kecil dimata Rexa yang tidak ia sadari.
Gerimis kecil itu bernama air mata.

No comments:

Post a Comment

Membunuh Hati Yang Sudah Mati

Jatuh cinta kepada seseorang bisa membuatmu berubah. Itu bagus jika ia membuatmu jadi orang yang lebih baik. Bagaimana jika sebalikny...