Rexa membenci April
Mop. Mengapa yang dipermainkan menyangkut perasaan? Suasana kampus sangat
tepat. Tiba-tiba hujan. Sempurna bagi Karina untuk mengerjai si Mata empat.
Rupanya, Karina sudah tahu perasaan Rexa sama seperti perasaan yang dipendamnya
selama ini. Tapi Karina masih belum cukup puas tentang perasaan Rexa. Ia masih
bersama pria lain itu mencari-cari Rexa. Ketemu kamu! Gumam
Karina dalam hati. Kali ini, ia tidak saling bergenggaman, tapi saling
merangkul dengan pria itu. Ini cobaan buat Rexa yang selalu memendam
perasaannya. Hati Rexa sepertinya hancur. Ada sesak yang tak bisa diutarakan.
Rexa cemburu buta.
“ April Mop!!! Kamu
pasti cemburu? “ Karina menghampiri mobil Rexa. Ia tidak Nampak bersalah dan
tidak tahu bahwa ia telah menghancurkan hati Rexa. Tangannya menadangi
kepalanya yang sudah basah kuyup.
“ Itu pacar kamu?
Aku… nggak cemburu kok. “ Rexa membohongi perasaanya. Ia pura-pura membetulkan
kacamatanya. Terkadang, orang harus membohongi dirinya sendiri karena tidak
ingin ada yang ikut merasakan. Ada rasa yang amat menyakitkan ketika cemburu
namun tidak dapat bertindak apa-apa.
Hujan semakin
deras.
“ April Mop!!! Kamu
bohong deh, Rex.” Sekali lagi bagi Karina. “ Ini cuma bohongan kok,
ini kan cuma April Mop, Rex. Ayolah! “ Kali ini Karina tahu, ia menghancurkan
hati Rexa.
Rexa membeku
sesaat. Dinginnya hujan seakan membekukan bibir Rexa.
" Ini hujan
deras banget, Rin. Nanti kamu sakit." Tangan Rexa mencoba menadangi kepala
Karina.
" Aku gak
peduli, Rex. Aku cuma minta maaf dan ini semua rencana konyol yang aku
buat."
Rexa benci perlakuan
Karina yang seperti ini. Ia sungguh tidak bisa marah dan tidak menyesal
memperdulikan orang yang salah. Apa setiap cinta tumbuh pada orang yang salah
sebelum tumbuh pada orang yang tepat ?
Bibir Rexa menggumam.
Ia ingin berteriak, melontarkan perasaan yang ia pendam sejak lama. Namun,
hujan membuat Rexa lebih fokus melindungi Karina. Rexa membuka pintu dan
menyuruh Karina masuk kedalam mobil. Mereka sama-sama kedinginan.
“ Aku tuh cemburu!
Aku sayang sama kamu, Rin! Aku memendam semua ini karena tidak ingin merusak
kedekatan kita! “ Rexa mengungkapkan semua yang ia rasakan. Dengan tubuh yang
gemetar , Karina telah sadar. Ia meminta maaf kepada Rexa. Tiba-tiba, ada hujan
dimata Karina. Air mata.
“ Maafin aku, Rex.
Aku juga sayang sama kamu. Aku memendam rasa yang sama seperti kamu. Aku
terlalu takut jika kamu tahu aku cinta sama kamu! “ Karina mengusap-usap
telapak tangannya, Karina menangis dan menjatuhkan kepalanya dipundak Rexa. “
Aku cuma ingin tahu perasaan kamu, dan sekarang kita saling tahu perasaan
masing-masing. “ Rexa terdiam mendengar semua perkataan Karina. Tangan Rexa
mulai membelakangi tubuh Karina. Ia memeluk Karina dengan erat.
“
Aku tahu, kita tidak selamanya menjadi teman. Aku mencintai kamu dan kamu juga
sebaliknya.” Rexa ingin lebih dari teman. Iya, Karina-pun ingin lebih dari
teman.
Mereka lelah
memendam. Mereka lelah menahan perasaan yang terus tumbuh diluar batas
kewajaran. Mereka tidak pernah salah soal memendam. Begitupun cinta;
tidak pernah salah jika merekatkan kedua orang yang hobbynya memendam.
“ Lagi pula, tadi
cuma April Mop kok, Rex. “ manja Karina dipelukan Rexa.
“ Gak peduli, aku
sebel sama kamu, Rin.” Rexa memasang wajah cemberut. Karina tahu, ia tak
sungguhan cemberut.
Mungkin memang
cara Karina yang salah, namun jika tidak dengan cara yang salah dia tidak
pernah tahu perasaan Rexa. Mungkin juga salah Rexa yang lebih memilih untuk
memendam. Menurut mereka, memendam lebih baik karena tidak akan ada yang
tersakiti selain hati sendiri.
“ Yaudah aku minta
minta maaf, Rex. Aku sayang kamu! “ Pelukan Karina semakin erat.
Rexa tidak menjawab.
Ia terlalu hangat dalam pelukan Karina. Hati Rexa yang hancur kembali utuh saat
Karina menjatuhkan tubuhnya kepelukan Rexa.
“ Jadi, April Mop
tahun depan, jangan bikin aku seperti ini lagi ya, Rin ?! “
Ciuman kecil melekat
dibibir Rexa.
No comments:
Post a Comment