Friday, December 13, 2013

Jangan menunda sesuatu


Kali ini hujan turun sangat deras, dingin yang hadir membuat embun-embun kecil dikaca mobil. Pria itu sedari tadi hanya diam, seperti memikirkan sesuatu tapi pikirannya kosong, tatapannya sendu, matanya menahan air mata agar tidak jatuh.

Didalam mobil, ia hanya memandang kosong kedepan, melihat kaca yang mulai basah dan berembun tapi tidak benar-benar fokus terhadap kaca mobilnya. Satu hal yang terlintas dipikirannya adalah seorang wanita yang ia cintai. Iya, hanya itu. Tiba-tiba, seperti dihujani peluru, hati pria itu terasa sakit, napasnya mulai berat, tenggorokannya mengering. Lagi-lagi, matanya menahan air mata agar tidak jatuh. Seharusnya ia sadar bahwa ia mencintai wanita itu dan tidak boleh menunda untuk menyatakan perasaannya. 

Pria itu tidak bisa menyalahkan waktu, tidak bisa menyalahkan takdir, apalagi menyalahkan wanita itu yang menolaknya dan pergi dengan pria lain. 

Ingatannya kembali melemparkan pria itu saat ia menemui wanita yang dicintainya disebuah restoran. 

Si pria menghampiri si wanita dan menyatakan perasaannya dengan gemetar. Si wanita lalu menangis dan berkata bahwa ia sudah mencintai pria lain. Si pria terdiam, matanya berkaca-kaca ketika mendengar penjelasan si wanita. Hening.

Tak lama kemudian, si pria lain itu datang dan betanya mengapa si wanita menangis. Si wanita lalu memeluk erat si pria, kekasihnya. Si pria lalu pergi dan meninggalkan mereka berdua di restoran. Tak lama kemudian hujan turun. Pria itu menengadah keatas, melihat langit yang menangis.

Mematung sebentar lalu masuk ke dalam mobil.

Pria itu menyalahkan mobil dan menjalankannya tapi tidak tahu kemana tujuannya. Hujan masih deras, Matanya masih menahan air mata, napasnya pun masih terasa berat.

Tiba-tiba, pria itu melihat seorang gadis cilik yang menjual bunga. Pria itu membaca tulisan dikotak tempat untuk menaruh bunga, bertuliskan "jangan menunda sesuatu". Pria itu menghentikan mobilnya, lalu menghampiri gadis cilik itu dan membeli semua bunga yang sudah basah terkena hujan.

"Kenapa kamu menulis kata 'jangan menunda sesuatu' dikotak itu?" tanya si pria.
"Karena dengan tidak menunda, tidak akan ada rasa sesal. Terima kasih telah membeli bungaku." gadis itu tersenyum lalu meninggalkan si pria yang mematung memegang beberapa bunga sambil mencerna kata-kata si gadis tadi.

Pria itu masuk kembali ke dalam mobil. Kemejanya hanya basah dibagian bahu. Rambutnya berantakan. Didalam mobil, kata-kata gadis itu kembali terputar ditelinga sang pria.

Ya, hanya dengan tidak menunda kita tidak akan merasakan suatu penyesalan. Dan pria itu kini menyesal karena telah menunda cintanya. 

Ini tentang pria dengan penundaannya yang dibalas dengan penyesalan mendalam. Ya, jangan pernah menunda. Dengan begitu, penyesalan itu tidak akan datang.

No comments:

Post a Comment

Membunuh Hati Yang Sudah Mati

Jatuh cinta kepada seseorang bisa membuatmu berubah. Itu bagus jika ia membuatmu jadi orang yang lebih baik. Bagaimana jika sebalikny...