Sunday, January 20, 2013

Terima Kasih (End)

Lanjutan dari Terima Kasih //

Aku tidak bisa mengendalikan perasaanku. Maaf saja jika huruf-huruf yg kujadikan satu cerita sedikit berantakan. Aku terlalu senang dan menerimanya dg baik. Berbunga-bunga rasanya. Mungkin hanya ketertarikan sesaat. Aku langsung melihat bio twitternya, tak ada nama pacar ataupun orang yg dimilikinya. Sempurna. Dalam benakku, sangat bebas mendekati seseorang yg masih sendiri alias Jomblo. Sepertinya, si Sipit terus memaksa masuk kedalam hatiku. Atau hanya perasaan berlebih saja ? Sudahlah, hal seperti ini saja membuatku merasakan sejuk tepat diluka hati ini. Semenjak hari itu, tak ada lagi sedih dan benar-benar tidak ada. Si Sipit itu membuat duniaku lebih ceria. 

Matanya yg semakin sipit saat tertawa, rambut gondrong yg selalu berantakan. Lengkap. Aku belum pernah memiliki pasangan . Itu cukup lucu. Aku mulai merasa nyaman, suka, dan selalu tertawa dekatnya. Sosok yg aku intip dari luar jendela. Sosok yg selalu mendengarkan lagu dg earphone kusut yg selalu kucabut satu untuk didengarkan bersama. Sudah ada dia yg mengisi kotak masuk dihandphoneku. Selalu ada dia dihadapanku, menawarkan bekal nasi goreng yg rajin dibawanya. Sosok yg mampu menghangatkan dan mendinginkan suasana. Wajahnya selalu kureka-reka dalam benakku. Hanya saja, aku tak tahu, apakah dia merasakan seperti yg kurasakan. Baru 3 hari saja, aku sudah banyak berharap. Apalagi semenjak tweetnya selalu muncul ditimeline. Rasanya, tak bisa menghindar. Selalu saja. Aku takut kehilangannya.

Aku dan Thama sering menuruni tangga bersama, makan dikantin bareng, berduaan ditembok depan kelas, berfoto-ria berdua layaknya pasangan. Romantis. Kapan aku memilikinya ? Aku mulai mengkhawatirkannya.

Thama sering memberi perhatian dan aku juga begitu. Semua mengalir begitu saja. Aku merasa dunia dan waktu berkonspirasi mempertemukan 2 hati yg mencari-cari. Bersama dengan langit yg selalu memperhatikan. 
Kala itu turun hujan kecil. Cukup membasahi jalan dan pohon-pohon diluar. Aku sudah mempunyai janji dg Thama. Menghabiskan hari terakhir dibulan November. Aku dan Thama, bersama dalam 1 malam yg dingin. Thama memberikan jaketnya untuk kupakai. Lalu berjalan menikmati jalanan yg sudah dibasahi langit. Lembab, namun hangat dalam bekapan Thama. Lipatan tangannya mehangatkan telapak tanganku. Membicarakan semua tentang cinta. Aku hanya mendengarkan, dia hanya berceloteh panjang lebar. Bercanda diatas jalan yg basah.

Hampir larut, kehangatannya masih melekat. Kini, aku tahu Thama memiliki perasaan yg sama. Thama mencintaiku. Aku mencintai si Sipit juga. Sederhana dan sempurna. Tak bisa aku ceritakan semuanya lagi. Si Sipit itu membuatku gila! Cintanya menjalar kesudut-sudut sempit dan gelap dihatiku. Membuka mataku bahwa cinta itu indah, luka hanyalah sebagian keindahan dalam bercinta. Sekali lagi, terima kasih tlah membuat diriku gila akan cintamu, Tha.

Terima kasih, Sipit...!

Love ♥
Fikri 

No comments:

Post a Comment

Membunuh Hati Yang Sudah Mati

Jatuh cinta kepada seseorang bisa membuatmu berubah. Itu bagus jika ia membuatmu jadi orang yang lebih baik. Bagaimana jika sebalikny...