Wednesday, January 2, 2013

Keburukanmu, Keburukanku Juga


Ini adalah cerita temanku. Ia menceritakan semua yg terjadi dalam hubungannya. aku hanya menceritakannya sebagai ceritaku. disaat menulis cerita inipun, aku menangis haru. bagaimana bisa seorang pria mencintai orang yg baru dikenalnya lalu menaruhnya ditempat yg sudah disiapkan dihatinya lalu menerima dan tetap menjaganya tanpa kehormatan sang wanita ?

Semua berjalan biasa saja. Bahkan menjadi luar biasa saat hati ini benar-benar dikuasai olehmu. Perkenalan waktu itu memang singkat. Hanya dalam beberapa waktu saja, kamu mampu menumbuhkan perasaan yg sudah terlalu asing bagiku. Kita melewati hari demi hari. Disekolah kita, kelasku dan kelasmu yg hanya dihalangi tembok bercat hijau yg sudah mulai menguning. Aku menjadikan diriku sebagai ekor yg selalu mengikuti kemanapun kamu berada disudut sekolah. Hari demi hari, hubungan kita semakin baik. Kita saling terbuka, menikmati perbedaan yg selalu kita jadikan kesamaan. Darahmu dan darahku yg selalu mengalir secara bersamaan. Tak saling mengetahui keburukan masing-masing. Kamu dan aku, saling merasa nyaman dalam balutan tangan yg saling menghangatkan. Menggenggam satu sama lain, saling mengeratkan. Tak mau berpisah rasanya.

Mengantarmu pulang, kini sudah kewajibanku. Tak peduli dg apa aku pulang nanti. Aku mulai mementingkan nyawamu daripada nyawaku. Keselamatanmu keselamatanku juga. Mengajarimu tentang agama. Semua yg kutahu tentang cara dan bacaan dalam beribadah. Membuatmu lebih baik lagi, membawamu kedalam terowongan gelap,lirih,dingin lalu keluar melalui ujung terowongan yg terlihat cahaya terang.
Mengungkapkan semua yg pernah terjadi dimasa lalu. Aku membuka kartu, namun entah kenapa saat kamu membuka kartumu sendiri, rasanya ada yg tak jujur. Aku mencoba menggali kebohongan itu. Mencari celah-celah kejujuran. Aku tidak ingin memaksamu untuk jujur. Biarkan dirimu sendiri yg mengungkapnya. Akhirnya. 

Terkejut mendengarnya. Aku hanya bersabar, menahan kekhawatiran, takut, kecewa, dan emosi. Semua campur aduk terasa jelas dirasakan hati. Kamu hanya menangis sesak. Menyesal dan semua sudah terlambat. Aku hanya menerimamu dg bagaimanapun yg sudah terjadi. Inilah caraku yg cukup berbeda menerimamu dalam keadaan tanpa kehormatan. Aku hanya berkomitmen pada diriku untuk mengubahnya, menjadikannya wanita yg akan jadi idaman bagi pria lain maupun kekasih-kekasihnya terdahulu sebelum diriku. 

Ternyata, itu semua keburukanmu yg dipendamnya sejak lama. Tak ada yg mengetahuinya. Aku cukup sedih. Tak ada yg bias aku perbuat. Hanya bisa merubahnya menjadi lebih baik. Aku sangat yakin itu.
Inilah caraku menerima sosok wanita tanpa kehormatannya. Cukup luar biasa memang. Aku terlanjur mencintainya, jadi tak ada alasan bagiku menolaknya. Kini, hal itu seperti sekelebat angin yg hanya numpang berhembus. Aku mencintaimu dan kamu juga begitu. Bersabarlah untuk keluar dari terowongan ini. Bagiku, keburukanmu adalah keburukanku juga.

With tears

Fikri 

No comments:

Post a Comment

Membunuh Hati Yang Sudah Mati

Jatuh cinta kepada seseorang bisa membuatmu berubah. Itu bagus jika ia membuatmu jadi orang yang lebih baik. Bagaimana jika sebalikny...